Kerberos (bahasa Yunani: Κέρβερος, Kerberos, "iblis dari liang") adalah makhluk dari mitologi Yunani, hewan peliharaan Hades. Kerberos digambarkan sebagai anjing berkepala tiga yang mampu menyemburkan api. Awalnya Ia hanyalah seekor anjing kecil yang lucu namun ketika ia besar menjadi berkepala tiga dan mampu menyemburkan api. Ia merupakan penguasa dunia arwah. Tujuanya untuk menjaga agar tidak ada arwah yang melarikan diri dari dunia arwah. Kerberos juga mempunyai kemampuan melacak dan menemukan arwah-arwah yang melarikan diri.
Selasa, 14 Desember 2010
Werewolf
Manusia serigala, likantrof, atau likan adalah sebuah mitos dari Eropa kuno berupa makhluk monster setengah manusia setengah serigala. Konon manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba, yang mana kekuatan mistiknya mencapai puncaknya. Dalam mitologi tersebut, manusia serigala senantiasa akan memburu manusia dan barang siapa yang tergigit atau terkena cakarannya akan menjadi salah satu dari manusia serigala pula. Dia konon hanya bisa mati jika ditembak dengan peluru perak. Istilah lain
Likantrofi adalah istilah serapan yang berasal dari Yunani Kuno lykánthropos (λυκάνθρωπος): λύκος, lýkos ("serigala") + άνθρωπος, anthropos ("manusia"). [1] Senyawa kata "lyc-" berasal dari akar Bahasa Proto-Indo-Eropa "*wlkwo-", yang berarti "serigala", secara resmi menyatakan transformasi "serigala - laki-laki" . Likantrofi adalah salah satu bentuk theriantrofi, yaitu kemampuan untuk bermetamorfosisatau bertransformasi menjadi hewan pada umumnya. Istilah theriantrof secara harfiah berarti "manusia binatang". Kata ini juga telah dikaitkan dengan manusia serigala asli dari mitologi klasik Yunani Kuno, Lycaon, raja Arkadia yang menurut puisi "Metamorfosis" karya Ovid, dirubah menjadi serigala rakus oleh Zeus sebagai pembalasan karena berusaha supaya anaknya dapat mengunjungi Zeus dalam upaya untuk menyangkal keilahian sang dewa Yunani tersebut.
Ada juga sebuah penyakit mental yang disebut likantrofi di mana pasien percaya bahwa dirinya telah berubah menjadi binatang dan berperilaku sesuai binatang tersebut. Penyakit ini kadang-kadang disebut sebagai "likantrofi klinis" untuk membedakannya dari penggunaannya dalam legenda. Meskipun asal-usul kata ini adalah dari sebuah istilah transformasi manusia-serigala, likantrofi digunakan dalam pengertian ini untuk hewan jenis apa pun. Arti lebih luas ini sering digunakan dalam referensi fiksi modern, seperti karakter Likantrof dalam permainan peran asing Dungeons & Dragons.
Istilah kuno lain untuk perubahan bentuk antara bentuk-bentuk binatang apapun adalah versipelis. [2] Kata latin ini adalah sama artinya dengan kata-kata lain yang digunakan untuk manusia serigala maupun makhluk lain yang dapat berubah bentuknya dalam Bahasa Rusia (oboroten) dan Bahasa Norwegia Lama (hamrammr).
Nama Perancis untuk manusia serigala yang kadang-kadang digunakan dalam bahasa Inggris, adalah Loup-garou (pengucapan / luga 'ru /). Loup dari kata nomina latin lupus yang berarti "serigala". [3], sedang elemen frase kedua dianggap dari Bahasa Perancis Lama garoul yang berarti "manusia serigala". Hal ini pada gilirannya kemungkinan besar dari Bahasa Franka *wer-wulf yang berarti "manusia-serigala." [4]
Likantrofi adalah istilah serapan yang berasal dari Yunani Kuno lykánthropos (λυκάνθρωπος): λύκος, lýkos ("serigala") + άνθρωπος, anthropos ("manusia"). [1] Senyawa kata "lyc-" berasal dari akar Bahasa Proto-Indo-Eropa "*wlkwo-", yang berarti "serigala", secara resmi menyatakan transformasi "serigala - laki-laki" . Likantrofi adalah salah satu bentuk theriantrofi, yaitu kemampuan untuk bermetamorfosisatau bertransformasi menjadi hewan pada umumnya. Istilah theriantrof secara harfiah berarti "manusia binatang". Kata ini juga telah dikaitkan dengan manusia serigala asli dari mitologi klasik Yunani Kuno, Lycaon, raja Arkadia yang menurut puisi "Metamorfosis" karya Ovid, dirubah menjadi serigala rakus oleh Zeus sebagai pembalasan karena berusaha supaya anaknya dapat mengunjungi Zeus dalam upaya untuk menyangkal keilahian sang dewa Yunani tersebut.
Ada juga sebuah penyakit mental yang disebut likantrofi di mana pasien percaya bahwa dirinya telah berubah menjadi binatang dan berperilaku sesuai binatang tersebut. Penyakit ini kadang-kadang disebut sebagai "likantrofi klinis" untuk membedakannya dari penggunaannya dalam legenda. Meskipun asal-usul kata ini adalah dari sebuah istilah transformasi manusia-serigala, likantrofi digunakan dalam pengertian ini untuk hewan jenis apa pun. Arti lebih luas ini sering digunakan dalam referensi fiksi modern, seperti karakter Likantrof dalam permainan peran asing Dungeons & Dragons.
Istilah kuno lain untuk perubahan bentuk antara bentuk-bentuk binatang apapun adalah versipelis. [2] Kata latin ini adalah sama artinya dengan kata-kata lain yang digunakan untuk manusia serigala maupun makhluk lain yang dapat berubah bentuknya dalam Bahasa Rusia (oboroten) dan Bahasa Norwegia Lama (hamrammr).
Nama Perancis untuk manusia serigala yang kadang-kadang digunakan dalam bahasa Inggris, adalah Loup-garou (pengucapan / luga 'ru /). Loup dari kata nomina latin lupus yang berarti "serigala". [3], sedang elemen frase kedua dianggap dari Bahasa Perancis Lama garoul yang berarti "manusia serigala". Hal ini pada gilirannya kemungkinan besar dari Bahasa Franka *wer-wulf yang berarti "manusia-serigala." [4]
Kraken
Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.
Kata Kraken sendiri berasal dari Kata "Krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.
Begitu populernya makhluk ini sampai-sampai ia sering disinggung di dalam film-film populer seperti Pirates of the Caribbean atau Clash of The Titans. Jika ada makhluk raksasa penguasa lautan, maka Krakenlah namanya.
Karakter Kraken
Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus pada tahun 1735.
Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.
Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen yang juga seorang naturalis, pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 kalau Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".
Menurut Pontopiddan, Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau yang terapung dan memiliki tentakel seperti bintang laut. Ia juga menyebutkan kalau makhluk ini bisa menggulung kapal yang lewat dengan tentakelnya dan menariknya ke dasar lautan. Namun, menurut Pontopiddan, bahaya terutama dari Kraken adalah riak air yang dashyat ketika ia menyelam ke dalam laut. Riak itu bisa menenggelamkan kapal yang ada di dekatnya.
Menariknya, selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Ia menyebutkan kalau ikan-ikan di laut suka berada di dekat Kraken. Karena itu juga, para nelayan Norwegia yang mengetahui hal ini suka mengambil risiko untuk menangkap ikan dengan membawa kapalnya hingga berada tepat di atas Kraken.
Jika mereka pulang dengan membawa hasil tangkapan yang banyak, para penduduk desa tahu kalau para nelayan tersebut pastilah telah menangkap ikan tepat di atas Kraken.
Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari Mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, Pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari kalau legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (Giant Squid), cumi-cumi kolosal (Colossal Squid) atau Gurita raksasa (Giant Octopus).
Seberapa besarkan seekor cumi atau gurita bisa bertumbuh?
Benarkan mereka bisa menyerang sebuah kapal besar seperti yang digambarkan di film-film?
Penampakan Signifikan
Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Perancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa sedang menyerang sebuah kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasarkan pada peristiwa nyata.
Dikisahkan kalau kapal tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas pantai Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.
Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itupun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Britanny dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka.
Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun, paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos semata.
Selain kisah lukisan di Kapel St.Thomas, Mr.Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus Dens dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
Kapten Dens memperkirakan monster itu memiliki panjang 11 meter.
Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh monster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu kemungkinan memiliki panjang hingga 11 meter.
Pada tahun 1924, Frank T.Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapatkan musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur (Sperm Whale).
Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air.
Di wilayah perairan di pulau Bonin di Jepang, para peneliti kelautan berhasil mendapatkan foto-foto langka yang memperlihatkan seekor paus penyembur sedang menyantap seekor cumi raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 9 meter.
Kata Kraken sendiri berasal dari Kata "Krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.

Karakter Kraken
Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus pada tahun 1735.
Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.
Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen yang juga seorang naturalis, pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 kalau Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".
Menurut Pontopiddan, Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau yang terapung dan memiliki tentakel seperti bintang laut. Ia juga menyebutkan kalau makhluk ini bisa menggulung kapal yang lewat dengan tentakelnya dan menariknya ke dasar lautan. Namun, menurut Pontopiddan, bahaya terutama dari Kraken adalah riak air yang dashyat ketika ia menyelam ke dalam laut. Riak itu bisa menenggelamkan kapal yang ada di dekatnya.
Menariknya, selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Ia menyebutkan kalau ikan-ikan di laut suka berada di dekat Kraken. Karena itu juga, para nelayan Norwegia yang mengetahui hal ini suka mengambil risiko untuk menangkap ikan dengan membawa kapalnya hingga berada tepat di atas Kraken.
Jika mereka pulang dengan membawa hasil tangkapan yang banyak, para penduduk desa tahu kalau para nelayan tersebut pastilah telah menangkap ikan tepat di atas Kraken.
Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari Mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, Pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari kalau legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (Giant Squid), cumi-cumi kolosal (Colossal Squid) atau Gurita raksasa (Giant Octopus).
Seberapa besarkan seekor cumi atau gurita bisa bertumbuh?
Benarkan mereka bisa menyerang sebuah kapal besar seperti yang digambarkan di film-film?
Penampakan Signifikan
Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Perancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa sedang menyerang sebuah kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasarkan pada peristiwa nyata.

Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itupun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Britanny dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka.
Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun, paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos semata.
Selain kisah lukisan di Kapel St.Thomas, Mr.Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus Dens dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
Kapten Dens memperkirakan monster itu memiliki panjang 11 meter.
Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh monster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu kemungkinan memiliki panjang hingga 11 meter.
Pada tahun 1924, Frank T.Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapatkan musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur (Sperm Whale).
Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air.
"Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu."Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan Paus Penyembur.
Di wilayah perairan di pulau Bonin di Jepang, para peneliti kelautan berhasil mendapatkan foto-foto langka yang memperlihatkan seekor paus penyembur sedang menyantap seekor cumi raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 9 meter.
Hydra
Hidra (bahasa Yunani: Ὕδρα) merupakan seekor Drakon dalam mitologi Yunani. Monster ini berbentuk ular atau naga yang memiliki sembilan buah kepala. Setiap salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan tumbuh/membentuk satu atau dua buah kepala yang baru. Hidra juga memiliki nafas dan darah yan beracun.[1] Hidra bersarang di danau Lerna Di Argolid, karena itu makhluk ini disebut juga Hidra Lerna (Yunani:
Λερναία Ὕδρα (bantuan·info)). Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah.[2] Hidra merupakan keturunan Tifon dan Ekhidna.[3] Hidra dikalahkah oleh Herakles.
Herakles tahu bahwa dia tak akan bisa mengalahkan Hidra sendirian, maka dia pun meminta bantuan pada keponakannya Iolaos. Iolaos mendapatlan ide (kemungkinan dari dewi Athena) bahwa mereka harus menggunakan obor untuk membakar leher Hidra yang baru saja terpotong. Dengan cara tersebut kepala Hidra tidak tumbuh lagi.[6] Dalam versi lainnya, setelah memotong setiap kepala, Herakles mencelupkan pedangnya pada darah dan menggunakannya untuk membakar setiap leher sehingga kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Melihat keadaan tersebut, Hera mengirim seekor kepiting raksasa untuk mengalihakn perhatian Herakles. Kepiting tersebut akhirnya mati diinjak oleh Herakles dan sang pahlawan pun kembali menghadapi Hidra. Setelah semua kepalanya yang tak abadi dipotong, Herakles memotong kepala abadi Hidra dan menguburnya di bawah sebuah batu besar di jalan antara Lerna dan Elaios.[7]
Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. Hera lalu menempatkan Hidra dan kepitng raksasa di angkasa sebagai konstelasi Hydra dan Cancer. Setelah menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut karena menurutnya Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakels masih tetap sembilan.
Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.
Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan, diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos.[8][9][10]

Dalam mitologi
Setelah membunuh Singa Nemea, tugas kedua yang diberikan pada Herakles oleh Euristheus adalah membunuh Hidra. Hidra keluar dari sarangnya hanya untuk meneror pemukiman penduduk di sekitarnya.[4] Setelah tiba di sarang Hidra, yakni rawa-rawa dekat danau Lerna, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain untuk melindungi dari asap beracun. Herakles memanah sarang Hidra dengan panah api. Herakles lalu menghadapai Hidra dengan bersenjatakan sabit (menurut lukisan vas awal), sebilah pedang atau sebuah pemukul. Namun setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, dua kepala lainnya akan tumbuh lagi.[5] Herakles lalu menyadari bahwa Hidra memiliki satu kepala yang abadi.
Herakles membunuh Hidra, lukisan karya Sebald Beham (1545).
Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. Hera lalu menempatkan Hidra dan kepitng raksasa di angkasa sebagai konstelasi Hydra dan Cancer. Setelah menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut karena menurutnya Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakels masih tetap sembilan.
Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.
Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan, diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos.[8][9][10]
Lewiatan
Lewiatan (Ibrani: לִוְיָתָן (Livyatan/Liwyāṯān) - melingkar/melilit) adalah monster yang disebut dalam Perjanjian Lama Alkitab (Mazmur 74:13-14; Ayub 41; Yesaya 27:1). Kata lewiatan menjadi sinonim dengan mahluk atau monster laut. Pada buku novel Moby-Dick, lewiatan merujuk pada paus besar, dan pada bahasa Ibrani Modern, lewiatan berarti "paus".Dan juga dalam beberapa mitologi leviathan dikenal sebagai dewa lautan dalam mitologi jepang.Atau canaanite.Menurut beberapa sumber leviathan adalah ular raksasa jahat berkepala tujuh.
Menurut kitab injil.Leviathan adalah makhluk raksasa yang hidup di lautan.Ia mempunyai kulit sangat keras yang mampu menghancurkan semua senjata.Dan juga memiliki mata yang bercahaya yang digunakan untuk melihat di lautan yang dalam dan gelap.
Di game-game seri Final Fantasy, Leviathan adalah Dewa penguasa lautan yang sangat ditakuti.
Menurut kitab injil.Leviathan adalah makhluk raksasa yang hidup di lautan.Ia mempunyai kulit sangat keras yang mampu menghancurkan semua senjata.Dan juga memiliki mata yang bercahaya yang digunakan untuk melihat di lautan yang dalam dan gelap.
Di game-game seri Final Fantasy, Leviathan adalah Dewa penguasa lautan yang sangat ditakuti.
Manticore
Manticore (Persia Tengah: Martyaxwar; Βάρἰκος Baricos dalam bahasa Yunani) adalah makhluk dalam legenda yang mirip dengan sphinx di Mesir. Makhluk itu bertubuh singa merah, berkepala manusia pria dengan tiga deretan gigi tajam (seperti hiu), dan bersuara seperti terompet. Aspek lain tentang hewan tersebut berbeda antara suatu cerita dengan cerita lainnya. Bisa saja dikatakan bertanduk, bersayap, atau keduanya. Ekornya bisa saja berbentuk naga atau kalajengking, dan memiliki sengat beracun yang dapat digunakan untuk melumpuhkan maupun membunuh korbannya. Makhluk tersebut memakan seluruh tubuh mangsanya. Ia tidak menyisakan pakaian, tulang, atau apapun yang digunakan mangsanya saat itu. Maka selama abad awal, ada keyakinan bahwa bila seseorang menghilang, itu merupakan bukti keberadaan manticore sehingga manticore itu dianggap nyata. Telapak kakinya bisa berbentuk kaki naga, namun seringkali dikatakan seperti cakar singa. Ukuran tubuhnya berkisar antara ukuran singa sampai ukuran kuda. Makhluk itu juga seringkali disalah sangka sebagai pria berjanggut jika dilihat dari kejauhan.
Buku Description of Greece karya seorang ahli agama dari Yunani bernama Pausanias menceritakan tentang manticore. Monster yang digambarkan oleh Ctesias yang disebut martichoras berbentuk seperti harimau, tetapi memiiliki tiga buah taring dan sengat pada ekornya yang digunakan untuk mempertahankan diri. Ketika monster ini terluka, dia bisa menembakan racun seperti panah yang terlepas dari busurnya
Asal-usul
Mitologi tentang manticore aslinya berasal dari Persia, yang aslinya berjuluk “pemakan manusia” (berasal dari bahasa Persia Tengah yaitu kata مارتیا Martya yang berarti "manusia" dan خوار Xwar yang berarti "memakan"). Kata "manticore" sendiri berasal dari bahasa inggris, terminologi dari bahasa Latin mantichora, diserap dari bahasa Yunani μαντιχωρας mantikhoras, pelafalan keliru dari kata asalnya dalam bahasa Persia. Legenda tentang monster ini tersebar di daratan Eropa dan pertama kali diceritakan oleh Ctesias seorang paranormal dari Yunani yang mengabdi pada raja Artaxerxes II.Buku Description of Greece karya seorang ahli agama dari Yunani bernama Pausanias menceritakan tentang manticore. Monster yang digambarkan oleh Ctesias yang disebut martichoras berbentuk seperti harimau, tetapi memiiliki tiga buah taring dan sengat pada ekornya yang digunakan untuk mempertahankan diri. Ketika monster ini terluka, dia bisa menembakan racun seperti panah yang terlepas dari busurnya
Kamis, 18 November 2010
Rakasa Hunter Tri (モンスターハンター3 (トライ), Monsutā Harita Torai ? , "Rakasa Hunter 3 (tri-)" di Jepang) adalah yang ketiga konsol angsuran di Rakasa Hunter waralaba, yang dikembangkan oleh Capcom dan dirilis untuk Wii di Jepang pada bulan Agustus 1, 2009. Rakasa Hunter Tri dirilis pada tanggal 20 April 2010 di Amerika Utara, April 23 di Eropa, dan 29 April di Australia. The game was originally planned to be a PlayStation 3 title, but due to high development costs for that console Capcom instead decided to develop it for the Wii. [ 4 ] Prior to its debut, a demo of Monster Hunter Tri was included with Japanese copies of Monster Hunter G . A special bundle was also released on August 1 featuring the game packaged with a black Wii console and a Classic Controller Pro . Permainan ini awalnya direncanakan untuk menjadi PlayStation 3 judul, namun karena biaya pengembangan yang tinggi untuk konsol Capcom malah memutuskan untuk mengembangkannya untuk Wii. [4] Sebelum debutnya, demo Rakasa Hunter Tri disertakan dengan salinan Jepang dari Rakasa Hunter G . Sebuah bundel khusus juga dirilis pada 1 Agustus yang menampilkan permainan dikemas dengan konsol Wii hitam dan Controller Classic Pro . On August 3, 2009, Capcom issued a press release confirming the game would be localized for North American and European markets. [ 5 ] On February 24, 2010, Capcom announced that online play would be provided free of charge . [ 6 ] In America and Europe, separate servers are used and Wii Speak is supported, making the first game in the franchise to include native VoIP capability. [ 7 ] Pada tanggal 3 Agustus 2009, Capcom mengeluarkan siaran pers yang menyatakan permainan akan lokal untuk Amerika Utara dan Eropa pasar. [5] Pada tanggal 24 Februari 2010, Capcom mengumumkan bahwa bermain online akan diberikan secara gratis . [6] Di Amerika dan Eropa, server terpisah yang digunakan dan Wii Speak didukung, membuat permainan pertama dalam waralaba untuk memasukkan asli VoIP kemampuan. [7]
Rabu, 17 November 2010
<HTML>
<BODY background="Sunset.JPG"text="black">
SMP <a href ="latihan5.html">"trra"</a> <BR>
<P>sekolah fransiskus adalah sekolah yang bagus dan berpendidikan. <BR>
banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini.<BR>
di sekolah ini orang tua mempercayakan anaknya pada sekolah ini.<BR>
bagi yang berminat segeralah daftarkan anaknya di sekolah SMP St.Fransiskus 2,<BR>
sekolah ini di dukung oleh fasilitas yang lengkap dan guru yang bersertifikat.<BR>
fasilitas sekolah ini antara lain:Lab.Comp, Lab.Bahasa, Lab.IPA, Library, Lap.Bola,<BR>
Lap.Basket, Lap.Volley, Ruang Serba Guna, Conselling RoomZ. Sekolah ini bersih dan banyak<BR>
pohon-pohon yang menghiasi halaman sekolah dan lapangan sekolah. pohon-pohon yang rindang<BR>
itu membuat sekolah menjadi sejuk dan asri, banyak anak-anak murid yang bermain di sekolah sampai lupa pulang<BR>
karena sangat menyenangkan bermain di SMP St.Fransiskus 2.. Di sekolah ini<BR>
anak-anak murid dapat bermain dengan leluasa karena halaman sekolah sangat luas.<BR>
sekolah ini betemakan cinta kasih yang merupakan motto sang "Fransiskus" jadi, tidak ada <BR>
kekerasan di dalam maupun di luar sekolah, karena guru-guru mengawasi murid-murid agar aman.<BR>
</P>
<P>pada tahun 2010ini sekolah SMP St.Fransiskus 2 di kepala sekolahi oleh sr.franselin yang bijaksana.<BR>
jadi.. kegiatan dan aktifitas di sekolah dapat berjalan dengan lancar, di sekolah ini di sediakan papan pajang pada setiap<BR>
kelas, untuk memajang hasil karya dan apresiasi serta ekspresi siswa akan seni. Maka dari itu, sekolah ini<BR>
berniat mengembangkan bakat anak-anak anda, serta mengasah talenta anak-anak anda, maka dari itu<BR>
sekolah ini di lengkapi dengan kegiatan eskul yang bermanfaat bagi siswa-siswi di sekolah.<BR>
Dalam pengembangan bakat siswa dan siswi dibantu serta dibimbing oleh guru-guru yang sedia membantu murid-murid<BR>
Maka dari itu, para siswa dan siswi wajib mengikuti ekskul untuk mengembangkan bakat masing-masing,<BR>
Dari siswa dan siswi itu sendiriiii...<BR>
</P>
<P>
Dalam hal acara nasional<BR>
Siswa dan siswi sekolah harus ikut serta daam menyusun<BR>
dan merancang kegiatan dan aktivitas lomba yang akan di susun<BR>
olehpihak ssekolah dan osis yang ada di sekolah<BR>
</BODY>
</HTML>
<BODY background="Sunset.JPG"text="black">
SMP <a href ="latihan5.html">"trra"</a> <BR>
<P>sekolah fransiskus adalah sekolah yang bagus dan berpendidikan. <BR>
banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini.<BR>
di sekolah ini orang tua mempercayakan anaknya pada sekolah ini.<BR>
bagi yang berminat segeralah daftarkan anaknya di sekolah SMP St.Fransiskus 2,<BR>
sekolah ini di dukung oleh fasilitas yang lengkap dan guru yang bersertifikat.<BR>
fasilitas sekolah ini antara lain:Lab.Comp, Lab.Bahasa, Lab.IPA, Library, Lap.Bola,<BR>
Lap.Basket, Lap.Volley, Ruang Serba Guna, Conselling RoomZ. Sekolah ini bersih dan banyak<BR>
pohon-pohon yang menghiasi halaman sekolah dan lapangan sekolah. pohon-pohon yang rindang<BR>
itu membuat sekolah menjadi sejuk dan asri, banyak anak-anak murid yang bermain di sekolah sampai lupa pulang<BR>
karena sangat menyenangkan bermain di SMP St.Fransiskus 2.. Di sekolah ini<BR>
anak-anak murid dapat bermain dengan leluasa karena halaman sekolah sangat luas.<BR>
sekolah ini betemakan cinta kasih yang merupakan motto sang "Fransiskus" jadi, tidak ada <BR>
kekerasan di dalam maupun di luar sekolah, karena guru-guru mengawasi murid-murid agar aman.<BR>
</P>
<P>pada tahun 2010ini sekolah SMP St.Fransiskus 2 di kepala sekolahi oleh sr.franselin yang bijaksana.<BR>
jadi.. kegiatan dan aktifitas di sekolah dapat berjalan dengan lancar, di sekolah ini di sediakan papan pajang pada setiap<BR>
kelas, untuk memajang hasil karya dan apresiasi serta ekspresi siswa akan seni. Maka dari itu, sekolah ini<BR>
berniat mengembangkan bakat anak-anak anda, serta mengasah talenta anak-anak anda, maka dari itu<BR>
sekolah ini di lengkapi dengan kegiatan eskul yang bermanfaat bagi siswa-siswi di sekolah.<BR>
Dalam pengembangan bakat siswa dan siswi dibantu serta dibimbing oleh guru-guru yang sedia membantu murid-murid<BR>
Maka dari itu, para siswa dan siswi wajib mengikuti ekskul untuk mengembangkan bakat masing-masing,<BR>
Dari siswa dan siswi itu sendiriiii...<BR>
</P>
<P>
Dalam hal acara nasional<BR>
Siswa dan siswi sekolah harus ikut serta daam menyusun<BR>
dan merancang kegiatan dan aktivitas lomba yang akan di susun<BR>
olehpihak ssekolah dan osis yang ada di sekolah<BR>
</BODY>
</HTML>
Langganan:
Postingan (Atom)